KETIKA MERASA DITOLAK :
APAKAH AKU MEMANG LAYAK DICINTAI?
Hey gengs!
Pernah nggak sih kalian baca quotes di medsos yang bunyinya kurang lebih kayak gini, "Kalau cinta lu ditolak, coba balik pandangannya. Kalau lu jadi dia, apa lu mau sama diri lu yang kayak sekarang?"
Waktu pertama kali baca kalimat ini, aku juga sempat kepikiran loh, "Hmmm, ada benernya nggak ya?"
Kalimat itu ngajak kita buat coba melihat diri sendiri dari sudut pandang orang lain. Kalau kita ditolak, bukan cuma mikirin soal penolakan itu aja, tapi coba deh bayangkan kalau kita jadi orang yang nolak. Apakah kita akan tertarik dengan diri kita yang sekarang? Bukan berarti kita harus menyesuaikan diri sepenuhnya sama ekspektasi orang lain, tapi ini semacam ajakan buat introspeksi: "Apa aku udah jadi versi terbaik dari diriku?" atau “Apakah aku pribadi yang layak, menarik, dan bisa jadi harapan buat orang lain?”
Nah, sebelum sedih dan mikir kalau kita nggak layak dicintai, yuk kita bahas hal ini lebih dalam. Aku mau ajak kamu buat lihat dari dua sisi: positif dan negatif. Kita coba pahami dulu sebelum buru-buru menarik kesimpulan yang mungkin bikin down.
1. Menanggapi Secara Positif
Kalau kita mau ambil sudut pandang positif dari kalimat itu, ini sebenarnya bagus banget untuk refleksi diri. Kita diajak buat nggak cuma menyalahkan penolakan atau fokus pada orang lain, tapi balik lagi ke diri sendiri. Ada kalanya kita terlalu fokus mencari cinta dari luar tanpa benar-benar memperhatikan apakah kita sudah mencintai diri kita sendiri. Penolakan bukan berarti kita nggak layak dicintai, tapi lebih ke ajakan buat introspeksi: "Apa yang bisa aku perbaiki dari diriku?"
Ini bukan soal mengubah diri demi orang lain, tapi lebih ke self-improvement atau pengembangan diri. Apa kamu udah jadi versi terbaik dari dirimu? Kalau belum, it's okay! Kita semua dalam proses belajar. Lihat penolakan sebagai peluang untuk tumbuh, bukan akhir dari segalanya.
2. Menanggapi Secara Negatif
Kalau kita lihat dari sisi negatif, kalimat ini bisa bikin kita merasa rendah diri. Bayangin, setelah ditolak terus kita disuruh mikir, “Apa aku emang nggak layak ya?” Nah, pikiran ini bisa berbahaya kalau kamu udah punya perasaan rendah diri sebelumnya. Bisa bikin kamu merasa nggak pantas dicintai sama siapa pun, merasa nggak cukup baik, atau bahkan nyalahin diri sendiri terus-menerus. Padahal, penolakan dari satu orang nggak berarti seluruh dunia nolak kamu juga, kan?
Kalau dilihat dari sisi ini, kalimat tadi bisa jadi boomerang buat perasaanmu. Jangan sampai kamu jatuh ke perasaan bahwa cinta itu hanya soal memenuhi standar orang lain. Ingat, setiap orang punya preferensi, dan penolakan adalah hal yang wajar.
3. Kenapa Kita Bisa Merasa Nggak Layak Dicintai?
Kadang-kadang, rasa nggak layak dicintai muncul dari pengalaman buruk di masa lalu, entah karena sering ditolak, punya pengalaman trauma, atau merasa rendah diri karena berbagai faktor. Mungkin kita merasa kalau kita nggak memenuhi standar tertentu atau nggak pernah diterima sepenuhnya oleh orang lain, jadi kita mulai berpikir kalau kita emang nggak pantas dicintai.
Padahal, cinta sejati bukan soal memenuhi ekspektasi orang lain, tapi lebih tentang menerima diri kita sendiri dan menemukan orang yang bisa menerima kita apa adanya.
4. Filosofi Tentang Nilai Diri dan Cinta
Nah, sekarang aku mau ajak kamu buat mikir dari sisi filosofis. Filosofi bisa bantu kita buat ngeliat hal-hal ini dengan perspektif yang lebih luas. Yuk, kita breakdown beberapa filosofi tentang cinta, penolakan, dan nilai diri.
• Stoicisme
Nilai Diri Nggak Ditentukan Orang Lain
Stoicisme ngajarin kita kalau kita nggak bisa kontrol pandangan atau reaksi orang lain, tapi kita bisa kontrol cara kita memandang diri kita sendiri. Penolakan itu bukan tentang kita nggak layak, tapi tentang situasi yang nggak cocok. Jadi, fokuslah pada gimana kamu memandang dirimu, karena itu yang paling penting.
• Eksistensialisme
Kita yang Bentuk Hidup Kita
Hidup ini adalah perjalanan dan kita yang membentuknya. Eksistensialisme ngajarin kita bahwa setiap pengalaman, termasuk penolakan, adalah bagian dari proses kita menjadi lebih baik. Bukan berarti kita harus sempurna, tapi setiap langkah dalam hidup ini adalah pembelajaran.
• Taoisme
Cinta Itu Sejalan dengan Penerimaan Diri
Taoisme ngajarin kita buat hidup selaras dengan diri kita sendiri. Nggak usah terlalu maksa cinta dari luar, tapi coba lebih terima diri kamu sendiri dulu. Saat kamu bisa mencintai diri sendiri, cinta dari luar akan datang dengan sendirinya.
• Buddhisme
Kegagalan Itu Guru Terbaik
Buddhisme bilang kalau kegagalan itu bagian dari hidup yang nggak bisa kita hindari. Tapi justru dari situ kita bisa belajar dan tumbuh. Penolakan itu bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari proses untuk menemukan kebahagiaan yang lebih dalam.
• Humanisme
Semua Orang Layak Dicintai
Setiap manusia layak dicintai, bukan karena dia sempurna, tapi karena dia manusia dengan segala keunikannya. Jangan mikir penolakan artinya kamu nggak berharga. Justru kamu harus tetap percaya bahwa cinta akan datang saat kamu bisa nerima dirimu apa adanya.
• Mencintai Diri Sendiri sebagai Ibadah dalam Islam
Dalam Islam, mencintai diri sendiri sangat dianjurkan sebagai bagian dari pengembangan diri dan hubungan kita dengan Allah serta dengan sesama. Mencintai diri sendiri bukan berarti egois atau sombong, tetapi lebih kepada menghargai dan merawat diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam iman maupun amal.
Ayat Al-Qur'an tentang Mencintai Diri Sendiri
1. Surah Al-Isra (17:70)
"Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam, dan Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, dan Kami memberi rizki kepada mereka dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas banyak ciptaan yang telah Kami ciptakan."
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki nilai dan martabat yang tinggi di sisi Allah. Memahami dan mengakui nilai ini merupakan langkah awal untuk mencintai diri sendiri.
2. Surah Al-Baqarah (2:195)
"Dan belanjakanlah (harta kalian) di jalan Allah dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah; sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Dalam konteks ini, mencintai diri sendiri juga berarti menjaga diri dan berbuat baik kepada diri kita sendiri dengan cara beramal dan menjalani hidup yang baik.
3. Surah Ash-Shams (91:7-10)
"Dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasiqan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
Ayat ini mengajak kita untuk menyucikan dan merawat jiwa kita, yang mencerminkan pentingnya mencintai diri sendiri agar dapat menghindari perbuatan yang merugikan diri.
Hadis tentang Mencintai Diri Sendiri
Dalam Hadis:
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa merawat diri dan berusaha untuk menjadi yang terbaik adalah hal yang baik dan dianjurkan dalam Islam.
Islam mengajarkan bahwa mencintai diri sendiri adalah bagian dari ibadah, selama itu dilakukan dalam konteks yang benar. Mencintai diri sendiri berarti menghargai diri, menjaga kesehatan, dan terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang pada gilirannya akan membuat kita dapat mencintai orang lain dan berkontribusi lebih baik di masyarakat. Mencintai diri sendiri juga akan mendekatkan kita kepada Allah dan menjadikan kita lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan.
Jadi, gimana? Udah mulai paham kan maksud dari kalimat tadi? Penolakan itu nggak selamanya buruk, malah bisa jadi pintu buat kita introspeksi dan memperbaiki diri. Tapi, jangan sampai kamu merasa nggak layak dicintai ya. Setiap orang berhak dicintai, dan cinta itu akan datang ketika kamu bisa mencintai diri sendiri dulu.
Percaya deh, proses untuk jadi versi terbaik dari diri kita itu nggak instan. Tapi begitu kita belajar nerima diri kita apa adanya, dunia pun akan melihat kita dengan cara yang berbeda. So, stay positive and keep growing, gengs!
See you on the next post!
With love,
Funfunš¤
Komentar
Posting Komentar